Rinitis Alergi merupakan penyakit hipersensitif type I. Prevalensi rhinitis alergi antara lain Thailand 20%, Malaysia 17%, Singapura 15%, Indonesia 15%. Biasanya terjadi pada umur >> 20 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Keluhan, Riwayat keluarga, Eosinofil mukosa hidung, Tes provokasi, Prick tes, dan Kenaikan IgE.
DEFINISI
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi merupakan kelainan pada hidung dengan gejala berupa bersin-bersin (sneezing), keluar ingus (rinore), rasa gatal (nasal itching) dan hidung tersumbat (nasal congestion) setelah mukosa hidung terpapar oleh alergen yang diperantarai oleh Imunoglobulin (Ig) E
KLASIFIKASI
Klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO Iniative ARIA tahun 2001 dan telah diperbarui oleh ARIA tahun 2008, yaitu:
1. Berdasarkan sifat berlangsungnya:
a. Intermiten
b. Persisten/menetap
2. Berdasarkan tingkat berat ringannya/keparahan penyakit:
a. Ringan (mild)
b. Sedang–berat (moderate-severe)
Etiologi
Rinitis alergi dan atopi secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. Adapun alergen yang biasa dijumpai berupa alergen inhalan yang masuk bersama udara pernapasan yaitu debu rumah, tungau, kotoran serangga, kutu binatang, jamur, serbuk sari pepohonan, rermputan dan lain-lain.
Patofisiologi
Patofisiologi rinitis alergi dimulai dengan reaksi alergi face cepat (early phase nasal reaction) yaitu reaksi yang terjadi dalam beberapa menit, dapat berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya. Dan reaksi alergi fase lambat (Late-phase nasal reaction) merupakan peradangan yang terjadi karena pelepasan faktor kemotaksis oleh mastosit dan sitokin. Reaksi ini terjadi setelah 4 – 8 jam setelah terjadinya fase cepat,
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis
Perlu ditanyakan gejala-gejala spesifik yang mengganggu pasien (seperti hidung tersumbat, gatal-gatal pada hidung, rinore, bersin), pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan.
Gejala Klinis
· bersin-bersin (sneezing),
· keluar ingus (rinore),
· rasa gatal (nasal itching), dan
· hidung tersumbat (nasal congestion)
Pemeriksaan Fisik
· >> lakrimasi
· sklera dan konjunctiva merah
· Allergic shiner, allergic salute, allergic crease
· Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak.
Pemeriksaan Penunjang
• >> Eosinofil pada apusan mukosa hidung
• Tes Kulit:
• Scratch test
• Skin Prick Test
• Tes Provokasi Hidung
• IgE Serum
Penatalaksanaan
- Menghindari Alergen penyebab
- Simtomatik:
• AH1 dan AH2
• Natrium kromalin
• Kortikosteroid
- Immunoterapi/hiposensitisasi
- Penatalaksanaan komplikatif
Pencegahan
• primer
• sekunder
• tersier
Prognosis
Prognosis dan perjalanan alamiah dari rinitis alergi sulit dipastikan. Meskipun laporan-laporan awal menyatakan insidens asma brongkial penyerta yang tinggi, hal ini belum jelas. Ada kesan klinis bahwa gejala-gejala rinitis alergi berkurang dengan bertambahnya usia.
Profil eosinofil
· Eosinofil memiliki berbagai reseptor salah satunya untuk IgE, Terdapat sekitar 2-5% eosinofil dalam darah putih orang sehat tanpa alergi.
· berdiameter 9µm dalam larutan, dan sekitar 12µm dalam sedian darah
· Nukleus bilobar, kromatin halus
Peran Eosinofil
· Fagositosis selektif
· Proses pembekuan
· Proses alergi
· Banyak terdapat di saluran cerna dan saluran nafas
Penilaian eosinofil pada pemeriksaan sitologi sekret hidung
Pewarnaan Papanicolaou
• pengambilan secret mukosa hidung yang dilakukan di bagian medial konka inferior dengan menggunakan ringhaak, diputar 2-3 kali.
• Setelah itu dilakukan fiksasi dengan menggunakan metanol,
• Dilakukan pengecatan secara Papanicolaou dan dilakukan penilaian dengan menghitung eosinofil di bawah mikroskop
Pewarnaan Hansel
• Sampel kerokan mukosa hidung diambil dengan melakukan kerokan pada permukaan konka inferior menggunakan sengkelit,
• sampel yang diperoleh dipindahkan ke object glass dan disebarkan dengan ukuran apusan minimal berdiameter 1.5 cm..
• Preparat lalu difiksasi di atas api kemudian dicat dengan reagen Hansel selama 2 menit (Etil alkohol 95%:4 bagian, Methylen Blue 1%: 2 bagian, Eosin 1%: 1 bagian).
• Preparat dicuci dua kali masing- masing dengan air dan etil alkohol 95% dan akhirnya dikeringkan di udara. Hitung eosinofil dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 100x dan diperiksa pada sepuluh lapangan pandang.
• Eosinofil sekret hidung dapat diambil dengan melakukan pengusapan mukosa hidung,
• sekresi hidung tersebut diletakkan di objek glass,
• difiksasi dengan Etil Alkohol 95%,
• diwarnai dengan Wright-Giemsa stain.
• Tutup dengan objek glass dan eosinofil dapat dihitung dibawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000x dengan telah diteteskan minyak imersi.
Hasil pemeriksaan diklasifikasikan menjadi:
• Normal (+1) <10 sel/LP
• Ringan (+2) 10-30 sel/LP
• Sedang (+3) banyak sel atau gumpalan
• Berat (+4) banyak sel atau gumpalan meliputi seluruh LP
Pada salah satu penelitian didapatkan sensitivitas eosinofil kerokan mukosa hidung 82,1%, dan spesifisitasnya 64, 3%, yang menunjukkan bahwa jumlah eosinofil pada kerokan mukosa hidung mempunyai ketepatan 82,1% untuk diagnosis rhinitis alergi
8 komentar:
Maaf...link downloadnya telah dihapus oleh ziddu karena expired...
Bila anda membutuhkan file lengkapnya, anda dapat meninggalkan pesan disini...
mau minta file aslinya, gmn ya buat dapetinnya?
_terimakasih_
minta file nya donk
ipunk.kaiza913@gmail.com
link downloadnya sudah diperbaiki...
semoga bermanfaat...
linknya ko g bisa dibuka ya?
karena linknya pake adf.ly, maka setelah di klik link di atas ditunggu slama 5 detik kemudian di sudut kanan atas akan keluar "skip ad" lalu klik di situ.
terima kasih sharing informasinya sangat bermanfaat sekali ..
oya untuk referensi mungkin bisa coba buka website http://www.tanyadok.com/artikel-konsultasi/eosinofil-tinggi-alergikah
Alergi bisa ditimbulkan oleh beberapa penyebab, temukan salah penyebab alergi yaitu Eosinofil di tanyadok.com portal informasi layanan kesehatan untuk informasi lengkapnya
Posting Komentar