BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala
bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah
mukosa hidung terpapar dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh
IgE.1
Rhinitis alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi
berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem
kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala
seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen
yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi.1,2
Rhinitis
alergi merupakan penyakit umum dan sering dijumpai. Prevalensi penyakit
rhinitis alergi pada beberapa Negara berkisar antara 4.5-38.3% dari jumlah
penduduk dan di Amerika, merupakan 1 diantara deretan atas penyakit umum yang
sering dijumpai. Meskipun dapat timbul pada semua usia, tetapi 2/3 penderita
umumnya mulai menderita pada saat berusia 30 tahun. Dapat terjadi pada wanita
dan pria dengan kemungkinan yang sama. Penyakit ini herediter dengan
predisposisi genetic kuat. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi,
akan memberi kemungkinan sebesar 30% terhadap keturunannya dan bila kedua orang
tua menderita akan diperkirakan mengenai sekitar 50% keturunannya .3